TAJRIBAH
Simpul Mati Cinta Sejati
Inilah sepotong kisahku yang pernah tertipu. Entah dari
mana cintaku bermula. Sebenarnya dia biasa-biasa saja. Akan tetapi justru
keluguan dan kelembutannya yang membuatku terperdaya. Perkataanya manis dan
santun, perhatiannya begitu berarti hingga aku lupa diri.
Bermula dari TPA
Rasa itu, menembus hati ini begitu
lembut namun pasti. Awalnya hanya obrolan tentang masjid dan TPA. Dia memeng
partner yang baik, mau diajak berjuang dan mengerti keadaanku. Di saat diri ini
gundah, dia hadir membwa ketenangan. Entah dari mana datangnya, rasa suka mulai
bersemi di hati kami.
Dan rindu pun mulai hadir. Sesibuk
apapun aku tetap berangkat ke TPA, dan walau santrinya hanya beberapa orang
saja. Harapan bertemu selalu menggebu. Entah kenapa pula, mata pun tak
terkendali mencuri-curi pandang saat dia tertatih-tatih mengajar iqra’ adik-adik TPA. Indan nan sejuk
wajahnya ketika tertunduk. Barangkali itulah hiasan setan yang telah memperdayaku saat itu.
Pernah terjadi, saat belum sempat
aku memalingkan pandanganku, keburu dia menatapku. Duerrr…, pandangan kami oun
bertemu dan entah berapa ratus juta panah setan menghajar hatiku dengan telak. Aku
yang sedang terpesona, menjadi semakin parah.
Saat itu aku sangat berharap, semoga harapanku
tidak bertepuk sebelah tangan. Kemudian terbawalah ini semua ke dalam setiap
doaku, mudah-mudahan inilah cinta sejatiku. Ck…ck…ck…
Ada
bunga dalam hatiku
Semakin hari kecenderungan itu
semakin menjadi, dan jalinnanya pun semakin menemukan bentuk yang lebih pasti.
Di sela-sela kesibukan aktifitasnya, sering kali dia membawakanku makanan kecil
untuk kami makan berdua setelah mengajar TPA. Kalau sudah begitu, dunia pun
terasa milik kami berdua. Khalwat atau bukan…namanya saja belum tahu.
Setelah aku yakin bahwa sebenarnya
diapun memendam rasa yang sama seperti yang aku rasakan, Akhirnya dengan hati
yang berdetak dan lidah yang tersendat-sendat aku beranikan untuk mengatakan “I
LOVE YOU”. Saat itulah aku baru tahu kalimat itu menembus kalbuku. Ada perasaan lega, takut
dan harap, saat tergopoh-gopoh mengucapkan kata itu padanya. Wajahku merah
padam, jantungku berdetak kencang dan keringat dingin membasahi tubuhku.
Hebohnya lagi, iapun menerimaku. Sungguh sulit untuk menggambarkan serunya
hatiku saat itu. Ada
persaan bahagiayang bersemayam menyelimuti hatiku. Laksana embun pagi yang
memberikan kesejukan bagi rumput-rumput yang dahaga. Saat itupun aku berharap
bahwa ia menjadi pendampingku selamanya.
Kerudung Tanda Cinta
Walau aku belum tau banyak akan
agama ini, tetapi aku lebih senang berjilbab. Dalam pandanganku, wanita yang
berjilbab lebih nampak terhormat. Yaa, begitulah. Walaupun aku ini remaja
kampong, sedikit banyak aku sudah tahu bahwa pakaian jilbab adalah wajib bagi
muslimah.
Dia, yang meskipun aktifis TPA,
namun masih sering atau tidak berjilbab bahkan keluar rumah atau disekolah. Aku
pernah memberikan kerudung padanya sebagai rasa menaruh hati padanya. Aku juga
pernah melarangnya bersolek supaya tidak menimbulkan fitnah.
Dia memang penuh perhatian. Semua
perintahku diturutinya dengan baik. Semenjak dia lulus sekolah, kesehariannya
selalu memakai jilbab.Bahkan diapun mau memakai kaos kaki untuk menutupi
auratnya. Benih yang telah bersemi dalam hatiku pun sering tumbuh seiring sikap
taatnya terhadap nasehatku.
Akhirnya diapun meninggalkanku
Hampir dua tahun kebersamaan kami
berjalan tanpa problema. Kami bisa saling memahami kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Walaupun umurku hampir 3 tahun lebih muda darinya. Alih-alih
menyitir umur ibunda khatijah yang terpaut jauh saat menikah dengan Rasulullah.
Dia adalah anak semata wayang yang
sangat didamba orang tuanya. Sudah menjadi kebiasaan orang-orang desa, apabila
sudah lulus SMA buru-buru disuruh nikah. Dan datanglah tiba saat yang tidak
pernah aku duga menjadi akhir dari semua harapanku terhadapnya. Dia diharuskan
menikah dengan laki-laki pilihan kedua orang tuanya. Semula ia menolak
keinginan ayahnya, sebab ia ingin memilih calonnya sendiri. Namun akhirnya tak
terelakkan, bahwa ia harus mematuhi kehendak orang tua yang sudahterikat
perjanjian dengan calon besannya.
Ya Allah, hanya engkau yang tahu
bahwa sebenarnya hati ini menangis dan tersayat-sayat. Hanya Engkau yang tahu
bahwa jiwa ini meronta saat harus melupakannya. Bukan hal mudah untuk melupakan
kenagan bersamanya. Akan tetapi ada yang lebih membuatku sedih lagi, ternyata
dia memakai jilbab hanya karena diriku. Setelah menikah justru tidak pernah
memakainya lagi. Atau karena tidak ada lagi yang mau mengingatkan dan
mendidiknya untuk itu. Ya Allah berilah hidayah kepadanya dan ampunilah dosaku
selama ini.
Dan akupun dapat pengganti
Semula aku tak percaya bisa
menyembuhkan luka dalam hati ini. Namun seiring aktifitasku untuk mengaji, maka
mulailah aku bisa menepis duka itu dengan ilmu yang sedikit demi-sedikit
membukakan jalan terangbagi hatiku dari kegelapan. Seiring itu pula aku mulai
mengenal bangsa ikhwan. Dengan tulus mereka memberikan nasehat, menguatkan
tekad untuk berbuat yang terbaik bagi hidup dan perjuangan.
Ya Allah dalam heningnya malam aku
menagis tersedu di hadapan Mu. Dengan membawa segunung dosa aku mengetuk pintu
ampunanmmu. Akutahu rahmatMu mendahului murkaMu.
Ada bahagia dalam kehangatan yang menyelimuti
kalbuku. Indahnya sulit kuungkapkan dengan kat-kata, saat tetes-tetes mata
membasahi pipi mengiringi penyesalan atas kebodohanku selama ini. Kini akupun
sadar bahwa selama ini aku tertipu oleh cinta yang palsu. Entah kenapa, selama
ini aku begitu mudahnya masuk dalm perangkap setan dan mengikuti hawa nafsu
yang enyesatkan. Namun aku bersyukur Allah masih berkenan menyelamatkanku.
Dulu aku terluka karena kehilangan.
Tetapi kini aku berduka karena menduakan cintaNya. Dulu bersamnya membuat hati
berbunga. Tapi kini kenangan bersamanya adalah ingatan akan dosa-dosa.. Astaghfirullah…
Kini, telah kutemukan cinta sejati
ini di hadapanMu, cinta yang begitu lembut dan terlalu mesra untuk dilupakan
walau hanya sedetik saja. Tak kulepas dekapan cinta ini walau sedetik saja. Tak
ku lepas dekapan cinta ini selamanya, karrena inilah cinta abadi. Meski tubuh
ini hancur tiada.
Ya Allah jangan engkau palingkan
hati ini kepada cinta selainMu. Karena aku telah pasrah jiwa raga untukMu. Akan
aku jadikan cinta ini berpahala di sisiMu. Selamanya…
Abdurahman ‘Azzam H. – Klaten
Aku tulis ini kepada
setiap aktifis muslim untuk waspada dari syirik cinta yang sangat lembut
menembus dada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar