Kisah Sahabat Nabi - Khulafaur Rasyidin : Umar bin Khathab (634-644 M) Pemimpin yang Adil (1)
Umar
benar-benar tak kuasa menahan amarah. Tekadnya sudah bulat. Hari itu
juga ia harus menghabisi Rasulullah Saw. Dengan pedang terhunus di
tangan, putra pasangan Al-Khathab dan Hanthamah ini bergegas
meninggalkan rumahnya.
Di
tengah perjalanan ia berjumpa dengan Nuaim bin Abdullah, seorang teman
yang memberitakan bahwa adik perempuannya sendiri, Fathimah binti
Al-Khathab dan suaminya Said bin Zaid telah memeluk Islam. Kemarahan
Umar semakin membuncah.
Dipenuhi
dengan murka tak tertahan, Umar mengalihkan arah perjalanannya. Ia
bersegera menuju rumah adiknya, Fathimah. Di depan pintu, ia menemukan
Fathimah dan suaminya sedang membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, surah
Thaha.
Masih
dipenuhi kemarahan, Umar menghardik Fathimah dan memerintahkannya untuk
meninggalkan Islam dan kembali kepada tuhan-tuhan nenek moyang meraka.
Di puncak amarahnya, Umar sempat memukul Said bin Zaid dan menampar
adiknya, Fathimah. Darah mengalir dari celah bibir Fthimah.
Hati
Umar luluh. Di tengah kegalauannya itu, pandangan Umar menangkap sebuah
lembaran yang bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an. Jantungnya tiba-tiba
berdegup kencang. Hatinya ciut. Dengan tangan bergetar, Umar meminta
lembaran itu. Fathimah menolak.
Ibnu
Hisyam—dalam Sirah-nya—meriwayatkan, Fathimah sempat meminta Umar untuk
mandi lebih duu. Setelah itu, ia menyerahkan lembaran bertuliskan surah
Thaha itu kepada Umar. Begitu membaca ayat-ayat tersebut, perasaan Umar
tenang. Kedamaian pun menyelimutinya.
Hati
Umar benar-benar luluh. Timbullah keinginan kuat untuk segera menemui
Rasulullah Saw. Ditemani Khabbab bin Arts, Umar meninggalkan rumah
Fathimah menuju rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam di mana Rasulullah Saw
sedang menyampaikan dakwah secara sembunyi-sembunyi.
Di
hadapan Rasulullah Saw, Umar berlutut menyatakan keislamannya. Kala itu
tahun keenam dari kenabian. Umar berada pada urutan ke-40 dari mereka
yang mula-mula masuk Islam.
Allah
SWT mengabulkan doa Rasulullah Saw yang pernah beliau lantunkan, “Ya
Allah, muliakanlah Islam dengan dua orang yang paling Engkau cintai;
dengan Umar bin Al-Khathab atau dengan Abu Jahal bin Hisyam.” (HR
At-Tirmidzi). Ternyata yang lebih Allah cintai adalah Umar bin
Al-Khathab.
Doa
dan harapan Rasulullah ini sangat bisa dipahami. Sebelum masuk Islam,
Umar adalah orang yang paling memusuhi Islam, sampai-sampai ada yang
pernah berujar, “Meski keledainya masuk Islam, sesekali Umar tidak akan
masuk Islam.”
Sumber: Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar